MAKASSAR, SUARATIPIKOR.COM - Upaya-upaya perluasan akses dan peningkatan mutu layanan pendidikan, termasuk pendidikan formal maupun nonforma...
MAKASSAR, SUARATIPIKOR.COM - Upaya-upaya perluasan akses dan peningkatan mutu layanan pendidikan, termasuk pendidikan formal maupun nonformal merupakan kebijakan mendasar dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Upaya-upaya tersebut di samping membutuhkan komitmen yang tinggi dari para pengambil kebijakan, juga perlu didukung oleh semua institusi terkait, lembaga-lembaga pendidikan, serta seluruh masyarakat untuk dapat berperan secara optimal sesuai dengan kapasitas dan kewenangan masing-masing.
Salah satu sekolah menengah atas di Kota Makassar yang saat ini tengah mempetakan masalahnya adalah SMA Negeri 19 Makassar. Ditangan DR. Syahruddin, M.Pd, sebagai nakhoda di sekolah ini, sejak awal bertugas langsung mengidentifikasi potensi dan masalah yang ada.
Diawali dengan mengumpulkan seluruh guru, staf TU dan jajarannya dengan maksud membangun komunikasi aktif untuk menyamakan persepsi menuju sekolah yang bermutu dan zero problem (tidak ada masalah).
"Sebelum bertugas disini saya sudah banyak menerima masukan kalau SMA Negeri 19 Makassar ini adalah sekolah kecil tapi memiliki banyak masalah. Nah, berangkat dari informasi itu saya mencoba mengamati, menganalisa sekaligus memutuskan untuk mengurai benang kusut itu menjadi benang sutra yang bisa diterima semua pihak," kata Syahruddin.
Kesan terjadinya sekat-sekat antara guru kini sudah membaur jadi satu. Begitu pun ruangan guru di ubah se ideal mungkin sehingga tercipta suasana kerja yang cukup nyaman.
Bukan hanya itu, wajah SMA Negeri 19 Makassar yang awalnya nampak kumuh, kini sudah bersolek. Di pintu masuk sudah berdiri kokoh pos sekurity. Begitu pun areal parkir yang sebelumnya masih semrawut kini sudah tertata rapi. Mushollah yang terletak di bagian depan sekolah juga sudah nyaman ditempati melaksanakan ibadah shalat.
"Jika lingkungan sehat akan lahir pemikiran yang sehat pula. Dengan demikian, target menuju sekolah bermutu dan zero problem akan lebih mudah di wujudkan," ujar Syahruddin.
Kini, pria yang menyelesaikan study S3 nya di negeri Jiran Malaysia ini berharap dukungan semua pihak terutama dukungan internal sekolah agar tetap menjaga kondusifitas dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian, SMA Negeri 19 yang dulunya sedikit termarjinalkan mampu keluar dari image tersebut. (Bersambung)
Laporan: Rusdi
Tidak ada komentar